Dua Mega Proyek UBB Diragukan Selesai Tepat Waktu, Warga : Itu Konyol!

Berita, Daerah20 Dilihat
banner 468x60

Pengerjaan Dua Mega Proyek UBB Jadi Tanda Tanya Besar

Infocriminal, Pangkalpinang – Publik mulai meragukan soal ketepatan waktu terhadap pengerjaan dua proyek besar Universitas Bangka Belitung (UBB). Prediksipun bermunculan dari banyak kalangan di masyarakat jika proyek besar UBB itu akan gagal mencapai target penyelesaian tepat waktu meski masih tersisa 30 hari.

Pembangunan Gedung Balai Utama de Universitaria dengan nilai Rp 8,8 miliar oleh pelaksana jasa usaha CV Simpul Prima Gemilang melalui DIPA Universitas Bangka Belitung Tahun Anggaran 2025.

Atas dasar kontrak proyek tersebut dimulai tanggal 7 Juli 2025 jangka waktu pekerjaan selama 178 hari dan akan berakhir pada 1 Januari 2026. Namun dari hasil pantauan media pada Minggu (30/11/2025), diperkirakan baru mencapai sekitar 60 persen.

Proyek kedua juga mengalami nasib yang serupa. Pembangunan Gedung Operasional Layanan Riset dan Mutu Pendidikan (LPPM–LPMPP) senilai Rp 5,6 miliar yang dikerjakan oleh PT Hutama Buana Internusa menunjukkan realisasi sekitar 30 persen. Sementara kontrak proyek ini juga berakhir 1 Januari 2026, sisa waktu yang sangat mustahil untuk diselesaikan.

BACA JUGA :  Luar Biasa! Jerat Penambang dengan Hutang Atung Kolektor di Parittiga Leluasa Beli Timah dengan Murah

Mengingat lambannya pengerjaan proyek tersebut, dari beberapa informasi yang berhasil dihimpun dilokasi proyek  mulai meragukan bahkan sumber pun tak segan untuk memperkirakan jika  pekerjaan proyek UBB akan gagal menyelesaikan pekerjaanya tepat waktu.

Beberapa kalangan juga mempertanyakan bagaimana kampus sekelas UBB yang dikenal melahirkan banyak insinyur teknik malah berhadapan dengan persoalan mendasar dalam pengawasan proyek fisik di lingkunganya mereka sendiri.

Hemat mereka persoalan ini tidak sekadar masalah penambahan durasi kontrak atau sanksi denda bagi pelaku usaha jasa. Namun hal ini menyangkut nama besar UBB sebagai lembaga akademik yang selama ini menjadi kebanggaan masyarakat Babel yang melahirkan lulusan teknik sipil. Jika proyek internal saja amburadul dan serampangan bagaimana mungkin masyarakat akan percaya terhadap kualitas teknisi yang bakal dihasilkan di masa depan.

BACA JUGA :  Lionel Messi Masih Ingin Juara Lagi di Piala Dunia 2026

Bayangan Catatan Kelam

Kritik dan sorotan tajam pun mengarah ke pihak PPK dan PPTK yang dinilai ikut bertanggung jawab atas pekerjaan yang harus selesai dengan tepat waktu. Kedua perangkat yang mewakili Dinas terkait dinilai  sangat lemah dalam hal pengawasan sehingga  pengerjaan proyek yang menelan miliaran dana APBD hasil dari pembayaran pajak rakyat itu menjadi terlambat.

Kekhawatiran publik semakin kuat mengingat catatan kelam yang pernah dialami UBB pada proyek sebelumnya, pembangunan Gedung Auditorium dengan dana APBD puluhan milyar berakhir tragis. Pembangunan gedung itu ambruk dan kini terbengkalai bagaikan rumah penunggu siluman.

BACA JUGA :  Strategi PPP Menangkan Duet Ganjar dan Gus Yasin

Akibat dari kelalaian proyek tersebut dan dianggap merugikan negara  konon kabarnya kasus itu menyeret PPK, PPTK, dan pemborong ke pengadilan hinhga mendekan di balik  jeruji besi.

Tak hanya dari lingkungan UBB, warga masyarakat dari Kota Pangkalpinang juga turut menyoroti lambannya pengerjaan yang berakibat ketidaktepatan waktu dalam menyelesakan dua proyek besar tersebut.

” Ini adalah kekonyolan sebuah pembangunan di kampus negeri sekelas UBB bisa molor begini dan diragukan selesai teapt waktu, bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi,” kata salah seorang warga Kota Pangkalpinang.

Hingga pemberitaan ini ditayangkan konfirmasi ke pihak PPK dan PPTK kedua proyek tersebut sedang diupayakan. Kini publik menunggu pernyataan resmi dan  upaya yang akan dilakukan pihak UBB agar kegagalan proyek di masa lalu bisa dihindari dan tidak kembali terulang(*)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *